Minggu, 20 Juni 2010

My SuperFather

hmmm......hari ini temen2 gue rame di twitter ngomongin tentang Ayah mereka. Gue sempet bingung kenapa mereka ujug2 ngomongin itu, dan setelah iseng2 cari informasi akhirnya gue baru tau kalo ternyata hari ini adalah Hari Ayah. Sebenernya gue dari dulu belom tau kalo Hari Ayah itu ada, setau gue yang ada cuman Hari Ibu. Emang kalo diliat2 sih pengorbanan seorang Ibu emang sangat berat sehingga emang seharusnya "dibuatkan" sesuatu yang spesial untuk menghargai perjuangan kaum Ibu itu. Tapi apakah dengan begitu pengorbanan para Ayah kalah dengan pengorbanan para Ibu??


Keadaan yang umum di Indonesia, seorang Ayah pastilah sosok yang sangat berpengaruh dalam keluarga. Ayah adalah tulang punggung dari sebuah keluarga. Dia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan segala hal tentang keluarganya. Sosok Ayah merupakan Nahkoda dari bahtera rumah tangga (uhuk...uhuk...bahasanya...). Dia yang menentukan hampir semua keputusan dalam rumah tangga. Dalam Islam, Ayah adalah seorang Imam dari keluarganya, bukan hanya Imam dalam waktu sholat, tetapi juga sebagai Imam dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sebenarnya masih banyak lagi hal2 yang luar biasa jika kita membahas tentang peran Ayah dalam keluarga, tapi karena emang gue masih belom bisa nulis lancar dan pengetahuan gue yang masih dangkal, jadinya ya cuman sebatas ini gue bisa mengungkapkannya.


Sekarang gue pengen cerita tentang pahlawan keluarga gue. Ayah gue, atau yang gue panggil dengan sebutan Bapak, adalah seorang yang menurut gue paling hebat (ya...sama seperti pemikiran orang lain tentang Ayah mereka masing2). Bapak gue bernama Sulistyono, yang sering disebut dengan nama "Cuk" oleh keluarga. Gue g tau kenapa bisa dipanggil dengan sebutan itu, walau gue penasaran, gue g pernah coba tanya itu ke bapak.


Bapak adalah orang yang sangat berpengaruh dalam keluarga kami. Beliau selalu menjadi penentu keputusan terakhir tentang apa yang ada di keluarga kami, tentang mau beli perabotan apa, mau jalan2 kemana pas liburan sampe mau disekolahkan dimana anak2 beliau. Sebagai satu-satunya pencari nafkah di keluarga kami, karena ibu hanya menjadi ibu rumah tangga, beliau menunjukkan bagaimana kerja keras beliau untuk menghidupi keluarga kami. Sebagai seorang PNS setiap hari beliau pulang-pergi Klaten-Sleman yang jaraknya mungkin lebihdari 30km untuk bekerja. Beliau menjalani ini selama hampir 17 tahun, karena keluarga kami menetap di Klaten sesaat sebelum gue lahir, dan bapak pensiun kira2 dua tahun yang lalu.


Dalam pandangan gue, bapak adalah sosok yang tidak keras, tapi juga tidak lembut. Entah kenapa, gue selalu merasakan ada jarak antara Bapak dengan anak2nya. Kami selalu takut untuk menyampaikan keinginan ke beliau. Kami selalu menjadikan ibu sebagai "tumbal" kemanjaan kami. Tapi gue tidak mempermasalahkan hal itu, karena menurut gue, jarak Ayah dan anak itu perlu dibangun agar terlihat kewibawaan seorang Ayah dan selain itu juga supaya anak2nya tidak kurang ajar (hehehe...).


Dibalik sosok yang setengah keras itu, bapak adalah sosok yang sangat bertanggung jawab, sabar dan tabah dalam keluarga kami. Hal ini bisa gue lihat saat beliau, tanpa kenal lelah mengurusi segala macam hal ketika ibu menjalani pengobatan karena penyakit kanker yang dideritanya. Beliau sangat sabar menemani ibu menjalani berbagai macam proses pengobatan, karena kondisi ibu yang memang sangat lemah. Setiap saat, beliau bolak-balik Klaten-Jogja untuk mengantar ibu melakukan Kemoterapi dan mengurusi segala macam administrasi, khususnya biaya yang tentunya tidak sedikit. Saat kondisi ibu kritis, bapak dengan sabar menemaninya. Beliau mengurusi segala macam keperluan ibu. Beliau dengan sabar mengingatkan ibu untuk secara rutin minum segala macam obat yang bahkan gue kasian melihat ibu sangat tersiksa dengan obat itu. Beliau memandikan ibu, menggendong kemanapun ibu mau jika ibu jika bosan di kamar, memberi semangat ketika ibu mengeluh tentang kesakitan yang dideritanya, berpikir bagaimana cara mencari dana pengobatan ibu, hingga tentunya memikirkan biaya pendidikan anak2nya (dan inilah alasan sebenarnya mengapa gue memutuskan mengambil beasiswa di Universitas Bakrie).


Bapak adalah sosok yang sangat tegar. Dia selalu berusaha menutup2i segala keterbatasan keluarga kami, hanya karena beliau tidak mau kami khawatir. Beliau selalu berusaha memenuhi keinginan kami, khususnya tentang pendidikan,walau sebenarnya keluarga kami sedang dalam keadaan tidak ada. Beliau tidak mempermasalahkan apakah anaknya memilih sekolah di tempat yang mahal atau tidak. Dan selama hidup gue, hanya sekali gue menyaksikan bapak benar2 merasa tidak berdaya, yaitu saat ibu di panggil oleh Allah. Sosok tegap dan tinggi yang biasanya bisa menutupi usia beliau, saat itu seperti tidak berdaya, beliau kelihatan sangat capek dan sangat kehilangan.

Saat ini, gue bener2 pengen membuat beliau bangga, gue ingin membuat beliau tidak merasa kesepian, istirahat memikirkan anak2nya, karena memang tinggal gue tanggungan beliau. Gue yakin kakak2 gue pun berpikiran sama, mereka pasti sedang berusaha untuk membahagiakan bapak, membalas kerja keras beliau yang telah membesarkan kami, 4 anak yang sangat bandel, walaupun kami tau tidak ada usaha kami yang bisa menamai pengorbanan beliau.

Dan sekarang, gue pengen membabat habis UAS yang bakal gue hadepin 2 minggu ini, kemudian pulang ke Klaten dengan membawa berita yang bisa membuat bapak bangga dengan gue. Jadi, walau gue udah nyia2in minggu tenang gue kemarin, gue tetep g akan berhenti berusaha, demi kebahagiaan bapak, demi segaris senyum di wajah beliau......

Ahhhh....gue bingung mau nulis apa lagi, sebenernya masih banyak lagi yang gue pengen tulis,...gue pengen mempersembahkan tulisan yang paling bagus, tapi yah karena masih amatir ya jadinya kaya gini.

Yah begitulah cerita gue yang berantakan disana-sini, tapi setidaknya dengan nulis ini gue juga secara tidak langsung menyadarkan diri sendiri untuk memurnikan niat sebenernya kenapa gue ke Jakarta, kuliah di UB ini. Semoga apa yang gue kerjakan bisa berarti bagi beliau......

Bapak, kau adalah sosok yang sangat berarti buatku, aku ingin mencontohmu, mencontoh kesabaran, kebijasanaan, dan ketegaranmu, serta bagaimana engkau mencintai ibu dengan setulus hatimu......semoga engkau panjang umur, sehingga bisa menyaksikan anak2mu ini menjadi orang2 hebat yang bisa membuatmu bangga dan tidak menyesal telah membesarkan kami.....

Happy Father's Day....My SuperFather.......

Minggu, 13 Juni 2010

Uneg-Uneg

wah....g kerasa sekarang udah masuk minggu tenang lagi....
ya...seminggu lagi gue udah harus kembali bertempur dengan soal-soal UAS yang materinya sama sekali belum gue kuasai..

Setelah UTS gue jarang hingga sama sekali g merhatiin dosen yang ngejelasin materi kuliah di kelas. Ya begitulah, niat gue buat lebih serius setelah UTS karena nilai UTS gue yang kurang memuaskan memang cuman hanya sekedar niat. Gue masih saja berkutat dengan berbagai hal yang sebenernya g penting.

Setiap hari gue cuman seneng-seneng tanpa peduli dengan kuliah. Gue berangkat kuliah cuman sekedar ngisi daftar kehadiran yang harus 80% kehadirannya. Setelah itu, gue cuman ngobrol sana-sini g jelas, maen PES, dan ikut kegiatan yang bener-bener menyita waktu.

Soal gue sering mengeluh waktu belajar gue berkurang karena banyak sekali ikut kegiatan, sebenernya cuman alasan buat males-malesan. Gue cuman nyalahin hal-hal diluar gue, bukannya nyalahin diri sendiri yang males.

Setelah tinggal beberapa hari menjelang ujian gue baru sadar kalo udah buang-buang waktu. Gue sering beralasan orang lain punya waktu lebih banyak buat belajar. Sering menyalahkan keadaan gue yang serba susah (menurut versi gue). Tapi, gue akhir-akhir ini mulai serasa ditonjok, dibuka mata gue setelah baca blog salah satu temen gue.

Temen gue itu punya prestasi yang sangat luar biasa di kampus, dia keliatan g terlalu serius juga pas ngedengerin dosen nerangin, tapi nilai yang dia dapet luar biasa. Gue sempet berpikir dia pasti belajar kalo g ada kuliah soalnya punya waktu yang banyak. Selain itu gue sering membandingkan kalo kenyamanan belajar yang dia dapet lebih dari gue. Gue pernah ke kontrakan dia, tempat yang nyaman buat belajar, blablablabla...pokoknya gue iri dengan kenyamanan dia buat belajar....

Tapi setelah gue baca blog dia, ternyata gue g banyak berbeda dengan dia, mungkin dalam beberapa kondisi gue punya yang g dia punya. Dia ternyata memiliki kegiatan yang juga sangat banyak, kondisi perekonomian yang pas2an juga, salah satu orangtuanya juga udah dipanggil terlebih dahulu, dll yang sebenernya hampir sama dengan gue. Lalu apa yang menyebabkan dia bisa lebih berhasil bahkan jauh lebih berhasil daripada gue?

Setelah itu gue baru sadar kalo gue bener2 payah. Setiap hari gue g pernah mikir tentang kuliah. Setiap kuliah pagi pasti telat, di kelas tisur karena malamnya begadang, abis kelas maen, pulang dari kampus bukannya belajar malah onlen, nonton film, dll yang akhirnya bikin gue tidur pagi, dan sama sekali nyentuh buku materi kuliah. Tugas-tugas yang sebenernya buat masa kita belajar pun g pernah gue kerjain sendiri. Gue selalu pinjem jawaban temen buat gue contek. Gue selalu menunda-nunda pekerjaan yang akhirnya menumpuk semua hingga gue bener2 kelelahan pas deadline sedangkan temen2 gue bisa tidur nyenyak karena udah selesai dari dulu.

Dan sekarang pun begitu, tau udah mepet ujian gue malah tetep onlen dan sekarang malah nulis blog ini......hahahaha...
Oke setelah selesai nulis blog ini...gue harus mulai belajar!!!!!!!!


Keep Moving Forward!!!