Sabtu, 03 Desember 2011

Galau Mahasiswa Tingkat Akhir

Wah udah lama g ngeblog...


Yah...Akhir-akhir ini saya sedang (merasa) sangat sibuk. Laporan magang, skripsi, kuliah, magang, dan berbagai hal lain...Dari berbagai hal tersebut, hanya magang dan kuliah yang sebenernya saya lakukan sisanya hanya sibuk dipikiran..hahaha...makanya saya bilang "merasa sangat sibuk"...
Sudah menjadi kebiasaan umum, atau mungkin hanya saya sendiri, ketika sudah berada diujung dunia perkuliahan seperti ini, banyak sekali hal-hal yang bikin (sedikit) tertekan. Saya sendiri sekarang sedang membingungkan apakah harus fokus untuk ngerjain skripsi biar cepet lulus atau memilih skripsi sambil tetap magang yang berarti proses pembuatan skripsi juga mungkin akan sedikit terhambat.
Saya masih tidak tau jawaban mana yang tepat bagi kondisi saya sekarang. Saya sangat ingin lulus cepat, siapa juga yang tidak mau? Tapi yang menjadi pertimbangan saya saat ini adalah apa modal saya menghadapi kehidupan setelah lulus? sudah cukup kah pengalaman saya? sudah berwarnakah CV saya sehingga setelah lulus tidak perlu galau lagi kesulitan mencari tempat untuk bekerja, tempat penopang hidup mandiri?...Yah sebagai anak terakhir dan satu-satunya anak lelaki dalam keluarga saya, setidaknya saya tidak boleh selalu menyusahkan keluarga, lebih bagus lagi kalau saya bisa menjadi tumpuan keluarga. Dan melihat modal saya yang sangat minim itu, maka saya berkeputusan untuk mencari pengalaman dengan cara magang dan berusaha agar skipsi saya bisa selesai sebelum tenggat waktu yang ditetapkan (karena ada syarat lulus dalam waktu tertentu karena saya mendapat beasiswa).
Kalau dipikir-pikir, untuk saat ini nasib kelancarannya ada di tangan saya pribadi. Tempat saya magang sudah memberi lampu hijau, bahkan sangat mendukung saya untuk mengambil data di sana; dosen pembimbing juga sangat supportif dengan apa yang saya inginkan; keluarga sudah menyerahkan seluruh kepercayaannya kepada saya (orang tua tidak pernah menanyakan sudah sejauh mana skripsi saya, namun selalu memberi semangat, mereka tidak mau memberikan tekanan terhadap saya), keluarga Oom dimana saya tinggal sekarang juga memberi kebebasan bagi saya untuk melakukan apa saja yang menurut saya nyaman bagi studi saya.
Sekarang saya harus bisa mempertimbangkan bagaimana cara yang paling tepat bagi saya. Pencarian pengalaman untuk manfaat di masa yang akan datang bisa saya dapat, skripsi yang isinya tidak hanya bermanfaat bagi saya juga bisa diselesaikan pada waktu yang tepat (karena bisa saja saya selesai skripsi cepat namun isinya hanya seakan sebagai syarat asal saya lulus saja). Saya tidak boleh iri dengan pencapaian orang lain, karena saya berbeda dengan orang lain. Orang lain bisa jadi sudah siap untuk lulus cepat, modal mereka sudah cukup, atau mungkin tidak punya tanggungan setelah lulus, atau memang mereka tidak peduli dengan hal-hal semacam itu, dsb.
Semoga saya bisa tetap terus menjaga komitmen dan bisa konsisten menjalaninya.
Saya percaya ketika saya menyertakan orang lain ke dalam cita-cita saya, maka cita-cita tersebut akan sangat bermakna dan kemungkinan untuk terkabul menjadi lebih besar...Aamiin...


*ditulis dalam kejenuhan ketika sedang mengumpulkan jurnal untuk referensi membuat info memo*
**besok rabu saya harus bisa mempertahankan info memo di depan Dosen Pembimbing agar  bisa dilanjutkan menjadi proposal skripsi....doakan saya! :D**
***semoga bisa menambah pandangan teman-teman yang memiliki masalah yang sama. Jangan terlalu membandingkan kita dengan orang lain, karena kebutuhan, prioritas dan kepentingan kita memang berbeda***

Jumat, 11 November 2011

Intermezzo

Orang bertanya kenapa saya bisa tau banyak tentang sseorang yang saya kenal atau pernah kenal..

Dalam hati saya menjawab, "Karena saya tidak hanya sibuk dengan urusan saya sendiri"..

Jumat, 21 Oktober 2011

Kebahagiaan...

Semua orang pasti ingin merasa bahagia dalam hidupnya...apapun yang dilakukan dan dikorbankan oleh seseorang pasti memiliki tujuan agar hal tersebut mampu membawanya menuju sebuah kebahagiaan. Lalu apa itu sebenarnya kebahagiaan?


Ada orang yang merasa bahagia ketika mampu hidup serba berkecukupan.
Ada orang yang mampu merasa bahagia hanya dengan hidup sederhana.
Ada orang yang merasa bahagia dengan mendapat gelar yang panjangnya segerbong kereta.
Ada orang yang mampu merasa bahagia ketika mampu membuktikan bahwa dia bisa sukses tanpa gelar pendidikan apapun.
Ada orang yang merasa bahagia hanya jika dia diperhatikan orang-orang disekitarnya.
Ada orang yang merasa bahagia ketika dia mampu membuktikan kepada orang lain bahwa dirinya yang paling hebat.
Ada orang yang merasa bahagia hanya dengan melihat orang-orang yang dia sayangi merasa bahagia.
Ada orang yang merasa bahagia apabila dia sanggup membantu orang lain yang membutuhkan. Cukup dengan senyuman orang yang dibantu tersebut dia telah mendapatkan kebahagiaan.


Orang yang serba berkecukupan, mungkin malah merasa tidak bahagia, dia bisa saja iri dengan orang yang mampu hidup sederhana namun bahagia. Ada orang yang memiliki karier yang sukses, namun mereka iri dengan orang lain yang bekerja seadanya tapi memiliki waktu yang sangat banyak dengan keluarga, bisa berbagi kebahagiaan dengan keluarganya.


Ukuran kebahagiaan antara satu orang dengan orang lain berbeda-beda. Kadang orang kebingungan dalam mencari apa sebenarnya yang mampu membuat mereka bahagia sehingga mereka mencoba ikut-ikutan orang lain tanpa memperhatikan kemampuannya sendiri dan setelah setengah jalan baru sadar bahwa bukan itu yang mereka cari.


Ingat tentang quote Steve Jobs yang intinya mengatakan bahwa waktu yang kita butuhkan terbatas, jadi mengapa kita menghabiskannya dengan menjalani hidup orang lain? Mengapa kita mencoba berjalan menggunakan sepatu orang lain yang pastinya tidak akan pas dan nyaman untuk membantu kita berjalan menuju tujuan kita?. Tidak perlu terlalu memikirkan perbandingan antara pecapaian seseorang dengan diri kita, karena mungkin memang tidak bisa dibandingkan.


Kematian bisa datang kapan saja. Tidak ada seorangpun yang ingin mati dalam kondisi yang tidak bahagia, semua orang ingin berada dalam keadaan bahagia atau setidaknya tengah dalam proses menuju kebahagiaan tesebut. Ingat bahwa waktu kita begitu sempit dan ambil keputusan dengan cara lebih bijak.


Ambil keputusan besar setegas mungkin, jangan sampai setengah-setengah dalam menjalaninya. Dengarkan saran dan kritik orang lain namun jadikan kata hati sebagai penentu utama keputusan kita, karena kata hatilah yang paling tau apa yang bisa membuat kita bahagia, dia yang tau apa sebenarnya "lentera jiwa" kita. Orang boleh menilai kita, namun siapa yang tau pasti penilaian orang tersebut benar atau salah. Tidak ada yang pasti benar dan pasti salah sebelum hasilnya terlihat. Sambut selalu keraguan yang muncul karena dengan keraguan itu suatu saat kita bisa merasakan bahwa keputusan yang kita ambil begitu berarti.


Keep Moving Forward!


*berusaha untuk menjadi tokoh "Haw"...selalu membuat catatan sebagai pengingat berbagai pengalaman yang telah dialami
**dibayang-bayangi berbagai pemikiran tokoh-tokoh besar...Steve Jobs, Dahlan Iskan, Paulo Coelho, pengarang Who Moved My Cheese......sambil dibuai lagu-lagu One Republic...hahaha...

Minggu, 09 Oktober 2011

Cara Ibu

Belakangan ini saya merasa level toleransi saya semakin meningkat. Emang bener kata orang, bisa karena biasa. Orang nggak doyan/bisa makan sayur, tapi setelah dipaksa lama-lama pasti jadi terbiasa (dangkal banget kasih contohnya *takut frontal*).


Dulu saya sering uring-uringan sendiri ketika sesuatu tidak sejalan dengan apa yang saya harapkan, khususnya hal-hal yang ada di luar kendali saya. Ya...kebanyakan uring-uringan sendiri karena saya memang orang yang susah untuk menyampaikan pendapat yang juga disebabkan karena saya orang yang berusaha selalu menghindari konflik dengan orang lain. Yang saya heran, saya merasa hal-hal yang bikin saya uring-uringan itu sering banget terjadi....hahaha...mungkin karena saya terlalu sensitif, atau karena perbedaan-perbedaan yang terlalu besar tentang masalah norma dan etika atau kebiasaan dalam melakukan sesuatu antara saya dengan orang lain.


Akhir-akhir ini saya bisa menjadi sedikit maklum dengan benar-benar memahami (bukan sekedar teori) bahwa perbedaan-perbedaan tersebut memang pasti ada karena perbedaan latar belakang dan pengalaman-pengalaman yang dialami tiap manusia ketika tumbuh hingga sekarang, saat bentukan dari proses tersebut mulai terbentuk dan bersinggungan dengan hasil bentukan-bentukan yang lain. Dan terima kasih kepada keterbiasaan yang akhirnya benar-benar bisa meningkatkan level toleransi saya.


Lalu bagaimana dengan uring-uringannya? apa cukup hanya dengan memahami perbedaan masalah dalam diri itu bisa langsung tuntas? Awalnya memang sangat susah untuk tidak menjadi uring-uringan. Seakan-akan hanya saya yang peduli dan harus berubah sedangkan orang lain dengan tanpa dosa tetap tidak mau berubah (Seakan-akan karena memang sebenernya bukan salah mereka karena memang mereka nggak ngerti apa yang saya harapkan...). Tapi akhirnya dengan berbagai perenungan (ini lebay) dan akhirnya disimpulkan dengan sebuah istilah dari Rhenald Kasali yang kebetulan secara tiba-tiba saya baca, akhirnya saya menemukan jawabannya!


Apa itu? dalam suatu kesempatan saya membaca sebuah artikel tulisan Rhenald Kasali di koran Sindo dan menemukan sebuah istilah "Cara Ibu". Yaa....cara Ibu. Dalam tulisan itu, dibahas cara Ibu Rhenald Kasali dan sangat mrip dengan Ibu saya (dan mungkin ibu anak-anak yang lain) saat menghadapi suaminya ketika sedang marah. Seorang Ibu (kebanyakan) pasti tidak akan balas marah kepada suaminya, dia akan diam saja merenungi kata-kata suaminya, walaupun dia juga kesal namun dia tidak membantah suaminya. Apa yang dilakukan para ibu? Mereka menunjukkan protesnya dengan cara yang lain. Mereka mengalihkan kekesalannya, protesnya, dengan semakin rajin mengerjakan tugas-tugas rumahan, mencuci baju, piring, ngepe, masak, dan sebagainya yang pada akhirnya meluluhkan hati para suami yang menjadi sadar dan merasa bersalah telah berlaku semena-mena terhadap para ibu.


Rhenald Kasali mencontohkan "Cara Ibu" untuk hal yang berbeda dengan pembahasan saya kali ini, jadi yang penasaran silahkandicari sendiri...:D. "Cara Ibu" itu yang saya modifikasi ketika saya menghadapi hal-hal yang diluar kehendak saya. Ketika saya kesal karena ada tugas yang seharusnya tidak saya kerjakan sendiri namun orang-orang yang seharus ikut bertanggung jawab malah sama sekali menunjukkan sikapmasa bodoh, saya akan sengaja mengerjakan tugas itu sendiri hingga ketika akhirnya mereka merasa tidak enak dan berujung ikut mengerjakan. Kadang tiba-tiba saya menghindar yang kemudian akan menimbulkan pertanyaan dikepala orang-orang dengan harapan mereka tau apa yang sebenarnya saya harapkan, dan berbagai cara lain. Ya...begitulah nasib orang yang tidak bisa secara lugas menyampaikan pendapatnya, seperti saya.


Hingga sampai saat ini, cara tersebut lumayan ampuh! Dengan seperti itu, saya jadi tidak uring-uringan lagi karena saya punya kesempatan menunda uring-uringan saya hingga menunggu hasil dari "Cara Ibu" yang saya lakukan, menjadikan saya memiliki semangat lain yang saya juga tidak tau darimana asalnya, merasa bahwa itu bisa menjadi pelajaran bagi saya untuk bisa lebih dari orang lain, menjadi mengerti bahwa saya harus terlebih dahulu memperlakukan orang lain seperti bagaimana saya mengharapkan mereka memperlakukan saya, mengerti mana kepentingan pribadi dan kepentingan umum dimana saya harus memperhatikan perasaan dan kepentingan orang lain, dsb......dan tentunya saya bisa senyum-senyum dan ketawa ketika mengingat-ingat betapa bodohnya saya bila saya menyikapinya dengan uring-uringan nggak jelas yang pastinya nggak bakal nyelesaiin masalah.


Semoga "Cara Ibu" itu merupakan jawaban yang paling tepat atas masalah saya yang satu ini. Mari memperdalam Life Skills!! hidup tidak hanya sekedar bersenang-senang memenuhi kepentingan pribadi, namun juga harus berguna bagi atau minimal tidak mengganggu orang lain!


Keep Moving Forward! (^^,)

Jumat, 07 Oktober 2011

Yang Ngeganjel Dikeluarin

Akhir-akhir ini entah kenapa sering dilihatkan tentang orang sedang memarahi anaknya karena jatuh dari motor, ngerusak barang, ngilangin barang, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kesalahan anaknya.

Saya jadi ingat tentang orang tua saya yang seingat saya jarang sekali atau bahkan bisa saya bilang tidak pernah memarahi saya apabila saya membuat kesalahan-kesalahan seperti itu. Saya pernah kecelakaan, nabrak orang yang sedang nyebrang karena naik motor agak kenceng, dan kebetulan pas nggak pake kacamata jadi saya benar-benar g liat ada orang nyebrang (baru sadar pas udah jatuh). Motor rusak, hampir digebukin orang, sampe rumah dianter tentara (nabrak dideket kompleks tentara), badan nggak karuan lecet disana-sini; tapi sampai rumah, orang tua, khususnya bapak, yang responnya paling saya takuti, justru malah sangat tenang seolah-olah menganggap bukan saya yang salah, bahwa memang itu resiko orang berkendara. Pernah saya kehilangan beberapa barang atau ngerusak barang yang penting tapi beliau bilang: "ya mau gimana lagi? emang udah saatnya ilang/rusak!", mengajarkan kepada saya bahwa tidak ada gunanya marah-marah karena marah tidak akan menyelesaikan masalah, dalam hal ini nggak mungkin bapak marah ke saya trus tiba-tiba barang yang rusak/ilang bisa bener lagi/muncul..hahaha...Dan beberapa kesalahan-kesalahan saya yang lolos dari amarah beliau..

Boleh jadi kata orang dengan membiarkan anak berbuat salah, khususnya kesalahan besar seperti itu bisa membuat anak menjadi manja, menjadikan anak tidak jera untuk tidak berhati-hati sehingga mengulangi kesalahan yang sama. Kalo dilihat-lihat, pernyataan ini sangat benar, emang orang kalo udah dibiasakan enak, akan menjadi ketagihan.

Aih, saya jadi lupa tujuan sebenernya kenapa bikin post ini...hahaha.... *brb ngopi*
.
.
.
.
..
.....

Ah beneran lupa!
Ya udah, biar nggak berhenti ditengah jalan, saya cuman ingin bilang bahwa cara bapak saya yang memperlakukan saya seperti itu, bukan malah membuat saya manja, namun malah menjadikan saya tidak enak untuk melakukan kesalahan lagi. Saya tidak enak kalau membuat orang tua saya kepikiran, saya tidak ingin menjadikan orang tua sebagai tameng atas apa yang saya perbuat; walaupun saya tahu sebagai orang tua tentunya mereka tidak ingin melihat anaknya kesusahan..tapi santai..saya pintar berakting dalam hal ini. Oh iya.....dilain itu dengan hal ini juga membuat saya toleransi dengan berbagai hal yang saya miliki.

Entah kenapa saya merasa bersyukur dengan apa yang mereka ajarkan kepada saya, walau saya juga masih belum mengerti mana yang benar mana yang salah....antara menjadi orang yang berhai-hati, posesif terhadap apa yang dimiliki sehingga meminimalisir kerugian orang tersebut, atau sebaliknya, yang tentunya makin banyak kerugian "materi" yang muncul, tapi insya Allah tidak untuk hal-hal "non-materi", seperti? silahkan dipikir :p... (semoga yang baca ngerti maksudnya, karena saya juga nggak ngerti kenapa bahas sampai sini).

Hahaha...sepertinya perlu dicukupkan sampai disini karena saya lapar sebelum makin kemana-mana...

Keep Moving Forward!! (^^,)

Minggu, 02 Oktober 2011

Demi Mereka

Sehari lagi dan kehidupan yang akan saya jalani bakalan jauh berbeda dari biasanya, dengan adanya tambahan satu kegiatan baru...

Apakah saya akan mampu menyeimbangkan porsi dari aktivitas saya? 
Apakah saya tetap bisa menentukan mana hal-hal yang perlu diprioritaskan terlebih dahulu?
Apakah saya tetap bisa menjaga hubungan baik, baik dengan teman-teman maupun dengan keluarga saya?
Apakah badan saya kuat dengan berbagai kegiatan penguras tenaga ini?
Apakah...
Apakah..
Apakah.........

Inti sebenarnya adalah apakah saya siap menerima tantangan ini tanpa banyak mengorbankan berbagai hal yang tak kalah penting?

Tapi bagaimanapun saya benar-benar membutuhkan kegiatan ini. Entah bagaimana hasilnya nanti, apakah saya akan bisa menjalaninya dengan baik atau tidak, saya tetap harus mengambil keputusan untuk menjalani kegiatan ini. Tidak ada keputusan yang salah, hasil yang buruk muncul bukan karena keputusan diawal, namun dikarenakan proses yang dilakukan kurang tepat. Jadi mumpung belum benar-benar dimulai, saya harus berkomitmen dengan diri saya sendiri untuk berusaha semaksimal mungkin dalam menjalani kegiatan baru ini......demi senyum yang akan tergambar di raut muka mereka...


Bismillah....
Keep Moving Forward! (^^,)

Minggu, 25 September 2011

Hindari Baca Post yang Satu Ini

Keterbatasan seharusnya tidak menghalangi seseorang untuk berbuat baik.

Suatu kata yang sangat memotivasi namun susah sekali untuk dilakukan. Bagaimana kita mau membantu orang lain ketika sebenarnya diri kita sendiri masih membutuhkan bantuan orang lain? masih belum bisa mandiri sepenuhnya dari dukungan orang lain?. Kerelaan, ketulusan, serta keikhlasan yang luar biasa sangat dibutuhkan untuk bisa melakukannya.

Ya...mau nggak mau saya harus bisa sukses terlebih dahulu sebelum secara intens mau membantu orang lain. Untuk sekarang saya hanya bisa berusaha semaksimal apa yang saya mampu sekarang sekaligus membiasakan diri dan lupa ketika insya Allah sudah sukses... Mulai saat ini harus dibiasakan prihatin, mencoba menahan diri dengan godaan-godaan dunia yang menyenangkan namun hanya bisa dirasa sekejap.

Tolong bagi yang berkesempatan membaca tulisan ini, bantu saya dengan tidak menggoda saya dengan tawaran-tawaran yang berpotensi menghambur-hamburkan duit saya. Jangan membuat iri saya dengan "blink-blink" itu....Silahkan Anda berfoya-foya namun jangan menggoda saya.... *sumpah ini terlalu dibuat2 hahahaha...*

Udah ah stress laporan magangnya...ternyata menulis -walau isinya ngaco- bisa jadi obat stress yang lumayan manjur...

Mari dilanjut bikin laporan magangnya....Sayonara! :D

Minggu, 18 September 2011

Semester 7 dan Saya Semakin Aneh

Peringatan!! dianjurkan untuk tidak membaca kalau tidak suka tulisan yang nggak jelas intinya kemana..

Semester baru!

Akhirnya besok senin perkuliahan semester 7 mulai lagi...err..sebenernya udah dimulai 2 bulan yang lalu, karena magang yang penilaiannya masuk di semester 7 udah dimulai duluan.

Saya menghadapi semester ini dengan berbagai hal yang berbeda dari semester-semester sebelumnya. Saya mulai kontrak rumah bareng temen-temen, mengambil kelas malem, dan mulai merasakan bahwa dalam diri saya terjadi perubahan orientasi dan pandangan tentang apa yang sebenarnya ingin saya raih.

Mengenai yang saya sebut terakhir, berbagai hal seakan-akan secara kebetulan datang dengan membawa pelajaran yang sama bagi saya. Mulai dari bagaimana hidup bersama dengan teman-teman, yang tentunya terasa berbeda dengan ketika kita hidup bersama keluarga; pelajaran-pelajaran dari kegiatan magang, tentang bagaimana berhubungan dengan partner kerja, supervisor, dan tentunya berbagai macam orang yang memiliki latar belakang dan memiliki kepentingan yang berbeda; pelajaran-pelajaran dari buku-buku yang saya baca dengan inti yang hampir sama, yang seolah-olah mereka memang ditakdirkan untuk saya baca; film, walau akhir-akhir ini saya jarang nonton; twitter, tentang bagaimana celetukan-celetukan teman-teman saya tentang bagaimana mereka menyikapi apa yang ada di sekitar mereka; musik, yang walaupun dari lirik tidak ada hubungannya dengan perubahan ini, namun berbagai musik yang saya senang dengarkan akhir-akhir ini seakan-akan memiliki irama yang khas yang selalu membawa saya kepemikiran-pemikiran tertentu ketika mendengarkannya; dan juga yang saya lihat dari pengalaman-pengalaman orang lain dan bagaimana mereka menyikapinya. Tentang apa saja kah perubahan2 pandangan itu? Saya tidak bisa menjelaskannya secara detail sekarang. Namun intinya adalah saya harus bisa melepaskan diri dari menjadi beban orang lain menuju suatu keadaan dimana saya menjadi lebih berguna bagi orang lain.

Mungkin satu contoh, hal ini juga turut mempengaruhi keputusan saya soal kontrak-mengontrak *ngaco bikin istilah*, selain karena pertimbangan saya akan bisa lebih "produktif", sebenernya adalah salah satu bentuk keinginan saya untuk bisa lebih mandiri, bukan hanya mandiri dalam artian hidup tidak bersama dengan keluarga, namun juga mandiri dalam mengatur keuangan. Mungkin timbul pertanyaan: "Kenapa begitu? Kan sama aja, cuman beda tempat doang tapi tetep minta sokongan dari orang tua." Untuk hal ini saya memutuskan untuk lebih prihatin; saya berusaha untuk tidak akan menjadi beban ayah saya lagi, saya harus bisa memenuhi kebutuhan pribadi saya dengan usaha sendiri. Dengan cara seperti apa? Saya juga masih cari solusinya...(benar-benar gambling, namun semoga cepat terselesaikan...aamiin..)

Soal kelas malam. Saya berharap bahwa keputusan untuk mengambil opsi ini akan mempermudah saya untuk dapat mencapai apa yang menjadi tujuan-tujuan saya tersebut, dan menurut saya, dibanding saya mengambil kelas pagi, opsi ini memang akan lebih mampu memberi saya waktu untuk melakukan "hal" itu.

Untuk bisa melakukan hal ini, ada beberapa hal yang perlu saya pegang, salah satunya adalah saya harus bisa sedikit demi sedikit mengurangi "ke-aku-an" dari diri saya. Saya tidak boleh iri dengan berbagai nikmatnya "ke-aku-an" yang dirasakan oleh orang lain sehingga saya putus asa dan hilang komitmen, berbalik lagi menjadi orang yang hanya mementingkan kepuasan pribadi.

Dan di semester 7 ini, saya merasakan bahwa akan terjadi menjadi momentum itu. Jadi, mulai sekarang saya harus mulai membiasakan diri. Saya sudah mencoba di bulan-bulan terakhir ini, dan memang godaannya sangat luar biasa. Perasaan sedih, marah, kesal, iri dan yang paling susah untuk dihindari: pamrih! satu-persatu muncul, ketika saya merasa capek, merasa apa yang saya lakukan sia-sia, merasa tidak adil ketika saya mengharapkan timbal balik tertentu namun saya malah tidak mendapat apa-apa bahkan malah merasa dimanfaatkan......yang semua ini menunjukkan bahwa saya pada dasarnya masih susah untuk melepaskan "ke-aku-an" atau mementingkan diri sendiri. Saya yakin itu semua adalah proses yang harus dihadapi, dan saya hanya perlu untuk menjadi terbiasa dengan hal itu.

Terakhir, semoga saya selalu diberi kebijaksanaan dalam memilih jalan mana yang akan saya tempuh dan diberi petunjuk agar tidak tersesat. Semoga saya selalu disadarkan untuk selalu bisa berkomitmen dan tidak mudah putus asa, karena saya yakin kali ini saya akan berbuat sesuatu yang baik (malu dong udah 21 tapi nggak sadar-sadar!).

 *sumpah saya nggak ngerti abis curcol apaan (takut baca ulang dari atas)*

Sabtu, 20 Agustus 2011

21

Tidak terasa beberapa hari yang lalu saya telah berhasil mengulang tanggal dan bulan yang sama dalam hidup saya.

Bagi sebagian orang, mungkin yang namanya ulang tahun adalah saat-saat spesial yang paling ditunggu. Sampai saking bersemangatnya mereka hingga sering H-1 mereka tidak bisa tidur, memikirkan apa kejutan yang akan terjadi di hari spesial itu. Sebenarnya saya juga tidak bisa tidur di H-1, tapi memang karena jam tidur saya yang aneh..hehe..

Bagaimana dengan saya? Sudah beberapa tahun belakangan ini saya memiliki cara pandang yang berubah tentang makna ulang tahun. Saya menjadi orang yang selalu berusaha menyembunyikan tanggal lahir saya dari orang lain. Aneh memang...kalau kata orang "sok misterius" hahaha..

Saya sengaja menyembunyikan tanggal lahir karena beberapa alasan. Kenapa? Karena orang-orang pintar membuat saya bingung tentang kapan sebenarnya saya lahir, mereka tidak menemukan kata mufakat antara mana yang benar, apakah kalender dengan perhitungan Matahari atau perhitungan Bulan, jadi saya tidak yakin kapan tanggal sebenarnya saya lahir (ini bercanda....tapi boleh juga! XD). Salah satu alasan adalah saya sengaja, antara menjadikan hari itu biasa saja atau malah spesial dengan membiarkan tanggal lahir saya diketahui oleh hanya sedikit orang. Dengan seperti itu, saya saya tau mana orang-orang yang memang benar-benar perhatian dengan saya, mereka tidak hanya menganggap saya sebagai teman atau saudara hanya ketika mereka butuh. Tapi ternyata keberadaan sosial media sedikit mengacaukan tujuan tersebut..hahaha..satu orang mengucapkan lewat sosial media, orang-orang lain yang lihat akan ikut-ikutan ngucapin (walaupun begitu saya tetap bisa tau mana yang memang benar-benar ingat). Terima kasih bagi teman-teman dan saudara-saudara yang mengucapkan melalui sms, telpon atau secara langsung.

Alasan lainnya adalah, akhir-akhir ini saya sedang berusaha untuk memaknai tiap hari, minimal tiap minggu yang telah saya jalani. Saya melakukan sesuatu yang pernah saya baca disebuah tulisan (lupa tulisan siapa). Saya memperkirakan sampai umur berapa saya hidup, dan membagi perkiraan hidup saya dalam tiap minggu. Setiap minggu saya menghitung mundur sisa perkiraan hidup saya (saya pribadi menghitung dengan membayangkan saya memiliki sejumlah kelereng yang jumlahnya sama dengan perkiraan umur saya dan tiap minggu membuangnya satu-persatu), dan merenungkan apa yang telah saya lakukan selama seminggu sebelumnya, apakah saya menjadi lebih baik atau tidak. Dengan seperti itu saya tidak perlu menunggu selama satu tahun untuk merenungkan apa, siapa, bagaimana, mengapa saya selama setahun belakangan dan tahun selanjutnya. Dengan begitu rasa spesial di tanggal tertentu menjadi semakin pudar.

Tambahan, saya juga menghindari ditodong orang untuk traktiran!! hahaha....dan juga saya takut dengan berbagai kejutan dan dipermalukan di depan umum.

Tapi bagaimana pun dengan tambahan buntut ini saya sedikit menyadari berbagai perubahan. Tanpa bermaksud apa-apa, tapi saya merasa bahwa pandangan saya terhadap kehidupan sekitar jauh berbeda. Saya kadang menjadi semakin lupa dengan kebutuhan saya sendiri, walau kadang muncul suatu perasaan pamrih ketika akhirnya orang menjadi memanfaatkan saya.

Menyadari hal itu, harapan saya di tahun ini adalah semoga saya menjadi semakin memiliki rasa empati, sehingga bisa membantu orang-orang disekitar saya; memiliki kesabaran dan keikhlasan sehingga tidak akan muncul suatu rasa pamrih ketika membantu mereka; dan menjadi lebih bijaksana sehingga ketika membantu orang bukan malah menjadikan masa depan mereka menjadi tergantung orang lain atau dengan kata lain agar orang yang saya bantu menjadi lebih baik atau mandiri. Oh iya...dan tentunya semoga semua doa yang terucap dikabulkan...aamiin...

Sekian
KEEP MOVING FORWARD! (^^,)

Sabtu, 30 Juli 2011

Siapa Sih yang Nentuin Halal dan Haram?

Inget beberapa dialog keluarga di film Alangkah Lucunya Negeri Ini:
dialognya insya Allah kaya gini *agak lupa*:

Ibu *lagi ngerjain TTS*: "Siapa sih yang nentuin halal dan haram?"
Ayah: "MUI!"
Ibu: "bukan...5 huruf kok...."
Anak: "ALLAH, bu!"

Hahaha....kadang hal-hal sepele bahkan dasar seperti itu kita sering melupakannya..

Seperti halnya kita menilai benar dan salah terhadap apa yang dilakukan oleh orang lain..mungkin untuk beberapa hal tidak masalah atau bahkan mungkin dianjurkan untuk mengingatkan orang lain...namun sadarkah kita kadang kita menyimpulkan benar atau salah, pahala atau dosa atas apa yang sebenarnya kita sendiri tidak mengerti dan paham, yang kita hanya baru curi dengar dari obrolan atau baca sekilas dari tulisan orang lain? kadang kita menarik kesimpulan dari sesuatu yang kebenaran informasinya pun masih simpang siur (inget cerita "Pasar Sapi dan Pasar Saham)...

Lebih parahnya lagi, kadang kita memaksakan kehendak kita agar orang lain sepaham dengan kita, kalau mereka tidak mau, kita akan menebar ancaman, aniaya, teror terhadap orang yang tidak sepaham dengan kita (insya Allah dan semoga saya tidak seperti itu).

Saya sendiri kadang-kadang juga ragu-ragu sebenarnya apa yang saya lakukan benar atau tidak untuk beberapa hal yang kata orang lain salah apabila saya lakukan. Tapi saya yakin kalau selama apa yang saya lakukan tidak menyakiti orang lain atau membuat kerusakan bagi dunia ini, walaupun mendapat tentangan dari orang lain, dan jika hati saya berkata saya memang harus melakukan hal itu, maka akan saya lakukan. Urusan benar atau salah, dosa atau tidak, biar Allah yang menentukan.

Begitu juga saya berusaha membuat mindset seperti itu ketika menilai orang (walau yang satu ini masih susah dan sering saya langgar), saya berusaha untuk berpikir bahwa apa yang orang lain lakukan (untuk hal2 yang saya masih belum yakin) biarlah itu urusan mereka dengan Tuhan.

Siapa kita hingga sebegitu kurang ajarnya mendahului Yang Maha Menilai?


*maaf bagi pencinta film ALNI kalau saya ngasal dalam mencuplik dialog dalam film itu :D 
*hanya pemikiran pribadi, tidak ada maksud untuk menyindir atau mendiskreditkan seseorang*

Rabu, 29 Juni 2011

Sederhana dalam Mengungkapkan Kebahagiaan

"Alhamdulillah!!!! akhirnya gw ketrima di blablabla...gw dapet blablabla....g nyangka gw dapet nilai 98! padahal usaha gw cuman segini...."

Adakah yang salah dengan pernyataan di atas? ungkapan rasa syukur terhadap pencapaian kita memang bukanlah sesuatu yang salah atau dilarang. Tapi apa rasanya jika kalian berada dalam posisi menjadi orang yang sedang dalam pengharapan untuk mendapatkan apa yang dicapai oleh orang lain tersebut ketika mendengarkan orang itu mengucapkan pernyataan-pernyataan diatas dihadapan kalian? 

Saya yakin pasti ada rasa kecewa, iri sampai-sampai ingin marah kepada mereka ketika kita telah melakukan usaha lebih banyak dari pada seseorang namun malah orang tersebut yang berhasil mencapai apa yang kita harapkan.

Saya akhir-akhir ini juga merasakan dan melihat beberapa atau bahkan mungkin bisa dibilang banyak tentang kejadian ini...karena akhir-akhir ini adalah masa-masa pencarian magang, masa-masa nilai ujian keluar hingga pengumuman snmptn anak-anak sma yang akan menjadi calon mahasiswa. Sering saya sendiri merasa kesal dengan teman saya yang koar-koar mendapatkan nilai bagus dengan usaha yang tidak seberapa, berkoar-koar mereka telah diterima magang disana-sini, melihat adik-adik yang lolos snmptn di universitas tertentu...mereka tidak hanya mengungkapkan rasa syukurnya secara berlebihan namun juga diulang-ulang dihadapan orang-orang yang sedang dalam pengharapan besar untuk mendapat apa yang mereka raih.

Perasaan iri, kecewa dan marah pasti ada di dalam hati orang-orang tersebut, terlebih lagi apabila orang yang beruntung itu melebih-lebihkan dengan menyatakan bahwa usaha yang mereka lakukan hanya sedikit atau mereka sebenernya tidak mengharapkan pencapaian tersebut bahkan yang lebih parah lagi ketika tau bahwa mereka tidak menghargai pencapaian tersebut, contoh dalam hal diterima di universitas yang kita inginkan mereka tidak akan mengambilnya.

Apa yang sebenarnya ingin saya sampaikan adalah saat kita mendapatkan sesuatu atau dalam keadaan sesuatu kita sebaiknya menyikapi hal tersebut secara sederhana karena mungkin diuar sana banyak orang yang iri atas apa yang kita hadapi, baik itu dalam keadaan positif atau negatif. Yang saya maksud negatif disini adalah ketika mengalami sesuatu yang negatif, kita juga jangan mengeluh secara berlebihan karena hal itu juga bisa menyakiti hati orang yang jauh lebih tidak beruntung daripada kita.

Apabila kita meraih sesuatu cukuplah bersyukur secara sewajarnya, tidak perlu dilebih-lebihkan, kalau kita tidak sanggup menahan perasaan syukur kita, carilah tempat yang tepat agar apa yang kita lakukan tidak menyakiti hati orang lain...

Sekian dulu tulisan hari ini...semoga bermanfaat... Mari kita berusaha menjadi orang yang sederhana, kawan!

*oh iya, saya tidak dalam keadaan iri, kecewa, atau marah dengan orang lain ketika menuliskan post ini...(biar ngak ada yang salah paham.. :D )

akhir kata, KEEP MOVING FORWARD! *slogan yang telah lama terlupakan*

(kok setelah dibaca ulang isinya aneh ya? hahaha...semoga yang baca paham maksudnya..*males ngebenerin*)

Selasa, 14 Juni 2011

Catatan Pribadi Saya: Menyikapi Pendapat Orang Lain

Beberapa waktu lalu saya membaca rally tulisan tentang mantan presiden Soeharto yang ditulis di vivanews beberapa hari belakangan ini. Namun tulisan ini tidak akan membahas tentang hal itu.

Terlepas dari penilaian orang tentang kesengajaan tulisan itu dibuat untuk membuat opini publik karena isu pemberian gelar pahlawan kepada Pak Harto, saya mendapatkan beberapa pelajaran dari hal ini..

Dari komentar-komentar di bawah tiap tulisan kita bisa baca bahwa tidak sedikit orang yang memiliki pandangan negatif terhadap beliau, namun tidak sedikit pula yang mengelu-elukan beliau. Banyak orang yang merasa negara ini belum pernah sehebat kala dibawah kepemimpinan beliau, namun ada pula yang berpendapat bahwa beliau terlalu banyak membuat orang menderita. Saya? saya yakin kalau semua orang itu sebenarnya memiliki fitrah yang baik, kalau pun orang tersebut berbuat salah, pasti ada alasan dibalik semua itu, dan saya pun apabila berada di posisi beliau belum tentu bisa berbuat apa-apa.

Pelajaran yang saya dapat adalah setiap kita mengambil suatu keputusan atau memutuskan untuk bersikap tentang sesuatu, kita harus siap dengan segala feedback dari orang-orang yang memiliki ikatan dengan keputusan tersebut, bisa jadi kita akan mendapat berbagai sanjungan atas keputusan yang kita buat, namun pasti ada juga respon negatif, celaan atau kritikan, atas keputusan itu. Pasti akan ada suatu pro dan kontra, karena tiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda-beda dalam menyikapi suatu hal.

Kadang saat kita khawatir dengan bagaimana respon orang atau saat kita sudah mendengar bahwa banyak orang yang menentang keputusan kita, kita menjadi takut untuk menjalankan keputusan itu atau kalau sudah berjalan kita jadi ragu untuk menlanjutkannya, walaupun kita tau sebenarnya itu adalah keputusan terbaik yang bisa kita lakukan.

Yang saya dapatkan dari kisah Pak Harto dan beberapa pemimpin-pemimpin lainnya adalah mereka berani mengambil keputusan penting walaupun hal itu akan menurunkan krediblitas mereka dimata orang-orang..yah meskipun mengambil keputusan itu memang sudah menjadi kewajiban dari pemimpin-pemimpin tersebut, namun hal itu sangat susah. Saya sering kali memiliki rencana yang menurut saya akan menghasilkan sesuatu yang bagus, namun saya sering tidak jadi merealisasikannya karena saya tidak memiliki keberanian tersebut.

Oh iya, akhir-akhir ini juga santer terdengar berita tentang Ny. Siami. Seorang ibu yang dikucilkan oleh masyarakat disekitarnya hanya karena dia mengajari nilai kejujuran kepada anaknya. Anaknya yang cerdas dipaksa oleh guru disekolahnya untuk memberikan contekan kepada teman-temannya saat ujian berlangsung. Ny. Siami tidak terima dan melaporkan kecurangan tersebut, namun apesnya dia malah dimusuhi oleh orang-orang di kampungnya dan diusir dari kampung itu karena dianggap mencemari nama baik kampung dan sekolah. Ya...begitulah kondisi yang sering terjadi, pendapat mayoritas sering dianggap yang paling benar. Namun setelah terekspos oleh media, dukungan kepada keluarga Ny. Siami menjadi gencar.

Saya salut kepada ny. Siami karena sangat berani memperjuangkan apa yang menurut dia benar. Hal yang sangat susah untuk dilakukan ketika orang-orang disekitar kita telah terbiasa mengatasnamakan kebersamaan atau nama baik untuk membiarkan perbuatan salah dilakukan.

Semoga saya mampu mengambil dan menerapkan apa yang saya pelajari hari ini, menjadi berani menjadi diri saya sendiri, berani tetap teguh terhadap apa yang saya anggap benar, tidak didikte oleh orang lain. Masa depan kita ada di tangan kita sendiri, orang lain tidak akan peduli akan menjadi apa kita di masa yang akan datang.

Ada beberapa pepatah: "Stand for what is right even if you stand alone" dan "We can't please everybody", pertahankan apa yang Anda anggap benar walaupun mungkin hal itu akan membuat Anda tersakiti dan apa pun yang kita lakukan pasti tidak akan mampu memuaskan semua orang, maka jadilah diri sendiri!

Tulisan ini hanya pendapat pribadi dan dikhususkan untuk saya pribadi. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi diri saya dan yang berkenan membaca....
(^^,)

Senin, 13 Juni 2011

Mari Melihat Ke "Bawah"

 Jam-jam segini emang jam-jam yang sangat pas buat "galau"...hahaha...

Apa yang ada dalam pikiran saya sekarang? hmm....saya hanya ingin banyak-banyak bersyukur dan mengajak orang bersyukur tentang bagaimana beruntungnya diri kita saat ini.

Saya merasa sangat beruntung dengan apa yang saya nikmati hingga saat ini. Walaupun sederhana, tapi saya mampu mendapatkan segala kebutuhan yang paling dasar yang benar-benar saya butuhkan.

Saya memiliki keluarga yang lengkap (setidaknya pernah lengkap), makan, minum, tempat tinggal yang walaupun sederhana namun mampu mencukupi kebutuhan hidup saya, keberuntungan-keberuntungan saya, beasiswa untuk menikmati pendidikan yang lebih tinggi, kesehatan, anggota tubuh yang lengkap dan berfungsi dengan insya Allah sempurna, dan lain sebagainya yang mungkin hampir semua yang saya rasakan dan alami patut untuk disyukuri.

Hal ini tiba-tiba terpikirkan oleh saya karena akhir-akhir ini saya sering "ditampar" ketika menyaksikan banyak orang, khususnya anak-anak kecil yang jauh kurang beruntung jika dibandingkan dengan saya.

Setiap pulang dari kampus, saya sering melihat anak-anak kecil, yang bahkan tingginya tidak melebihi motor saya, mencari uang receh di traffic light. Mereka ngamen, jualan makanan ringan, berlari-lari berlomba dengan teman-temannya diantara mobil-mobil dan motor-motor yang kadang tidak mau berhenti saat lampu merah. Mereka bermain-main dengan bahaya hanya untuk bisa makan seadanya. Kadang apa yang mereka hasilkan harus disetor ke preman atau apalah namanya. Diantara mereka mungkin ada yang hampir tidak pernah ingat ataupun melihat wajah orangtuanya, mereka lahir di jalan, ataupun dibuang oleh orangtuanya.

Bulan kemarin kebetulan di kampus saya diadakan sebuah acara memperingati Kebangkitan Nasional. Dalam event ini ada sebuah acara yang diisi oleh Sanggar Anak Matahari, sebuah sanggar yang berisikan anak-anak jalanan. Di acara ini mereka membawakan sebuah makna Kebangkitan Nasional dari mata mereka. Satu hal yang menggelitik saya adalah saat mereka menyinggung tentang masalah aturan pemerintah yang melarang masyarakat memberikan secara langsung uang kepada para peminta-minta di jalanan. Saya sempat setuju dengan peraturan itu, namun ketika mendengarkan "teriakan" langsung dari anak-anak jalanan ini saya menjadi sedikit ragu. Yaa...memang dalam setiap memahami sesuatu kita harus tidak terfokus pada satu sisi saja. Mungkin memang niatnya baik, tapi semuanya sering terbentur dengan keadaan dan kenyataan yang ada di lapangan.

Selain dari anak jalanan tadi, saya juga "ditampar" oleh beberapa hal lain. Salah satunya dari kegiatan yang baru saya mulai (semoga konsisten menjalaninya), yaitu kunjungan ke RSCM untuk menjenguk anak-anak yang menderita penyakit kanker. Walau saya baru berkunjung kesana satu kali, namun kunjungan itu cukup membuat saya merasa sangat-sangat beruntung dengan apa yang saya nikmati. Disana saya melihat anak-anak kecil terbaring tidak berdaya di ranjang rumah sakit, merasakan sakit yang saya pun tidak  mampu dan berani membayangkannya. Mereka seharusnya masih berlari-lari, bermain dengan teman-temannya, masih menikmati masa kanak-kanak yang menyenangkan diluar sana, bebas dari aturan ini itu, bebas dari pandangan kosong, pemandangan raut muka orang tua yang khawatir dan bingung bagaimana mencari dana untuk membiayai biaya penyembuhan yang diluar jangkauan mereka.


Dari hal-hal itu saya berpikir, diluar saya banyak sekali orang, anak-anak kecil yang jauh kurang beruntung dibanding dengan saya, banyak dari mereka tidak hidup di tempat yang layak, makan dan minum hanya ketika benar-benar butuh dan ada, perhatian serta kasih sayang orang tua dan keluarga yang kurang atau bahkan tidak ada, ingin sekolah namun keadaan tidak memperkenankan, ingin bebas berlari-larian namun mungkin tidak mampu..mungkin karena sakit atau mungkin karena kaki yang dibutuhkan untuk berlari tidak lengkap.

Kita atau saya khususnya jarang sekali untuk bersyukur, selalu mengeluh dengan keadaan saya. Setiap diberi tugas malas untuk mengerjakan, makan harus yang kenyang dan enak, dan kadang tidak dihabiskan, tidak puas dengan barang-barang yang kita miliki, iri dengan gadget-gadget baru teman-teman kita, punya uang lebih langsung kita hambur-hamburkan hanya untuk hal-hal yang tidak ada gunanya sama sekali.

Saya sangat ingin membantu anak-anak yang kurang beruntung itu. Saya sudah mencoba melakukan hal-hal kecil yang semoga akan terus secara konsisten saya lakukan dan tentunya secara nilai menjadi lebih besar. Oh, iya...saya juga senang karena ternyata orangorang di dekat saya juga sedikit-sedikit mulai sadar dengan hal ini, mereka juga dengan caranya masing-masing menunjukan kepedulian mereka.

Saya jadi ingat dengan perkataan-perkataan dosen atau beberapa orang yang pernah saya temui. Banyak terjadi korupsi di negara ini dikarenakan orang-orang terlalu rakus memenuhi keinginan pribadi mereka. Mereka kurang memiliki hati yang "halus", dan menurut saya salah satu cara "memperhalus" hati adalah dengan lebih banyak melihat kebawah, membantu mereka yang kurang beruntung. Orang-orang yang kaya namun masyarakat disekitarnya masih kesulitan untuk mencari makan harusnya malu atas dirinya sendiri, sebegitu rakusnya mereka untuk tidak berbagi dengan orang-orang yang tidak mampu. Materi tidak akan dibawa mati, Bung!

Semoga orang-orang baik dan dermawan di dunia ini diberi panjang umur sehingga mereka mampu membantu orang-orang yang dilanda oleh kesusahan.

Sebaiknya tulisan ini selesai disini dari pada makin ngelantur..hahaha....
(^^,)

Minggu, 12 Juni 2011

H-4 Menuju UAS

Mendekati minggu-minggu terakhir di semester 6. Banyak sekali yang berelayutan di otak saya, saling berebut untuk dipikirkan terlebih dahulu.

Seperti di semester-semester sebelumnya, hari-hari terakhir seperti ini pasti jadi hari-hari yang paling kacau bagai saya....yaa..maklum, saya harus mengejar ketertinggalan materi-materi kuliah yang belum saya paham (dan banyak!)...hehe, dari sini bisa dilihat kalau saya jarang ada baik secara fisik ataupun pikiran saat kuliah berlangsung. Selain siap-siap buat UAS, saya masih harus mengerjakan tugas-tugas paper dari hampir semua mata kuliah (dem!).

Selain "hectic"nya urusan perkuliahan itu, ada beberapa hal yang sukses bikin saya tidur larut malam (seringnya sih pagi buta)....beberapa diantaranya:
  1. Yang paling bikin pusing, cari tempat magang! udah masukin beberapa surat permohonan magang, tapi belum ada yang nyangkut. Semoga saya segera cepat dapat kepastian, karena kalau g saya terancam g bisa pulang kampung karena masa libur besok bakal masih nyari-nyari tempat magang...T.T
  2. Beberapa hari yang lalu, si kakak masuk RS gara-gara vertigonya kambuh. (semoga cepat sembuh! dan g kambuh-kambuh lagi...[^^,] )
  3. Duit di kantong semakin menipis, jadi kalau siang dibela-belain g makan, atau kalo ada yang lagi makan pura-pura nyicip...hahaha..
  4. Kemarin dapat kabar kalo kondisi Risma, anak yang menderita kanker yang dirawat di RSCM yang pernah saya ceritakan di post sebelumnya, semakin memburuk. Dokter sudah menyatakan menyerah. Semoga Allah menunjukkan keajaiban padanya. Kalau memang masih diperkenankan sembuh, semoga dipercepat kesembuhannya, namun kalau sudah diperkenankan, semoga tidak terlalu menyakitkan buat dia....dan keluarganya....:'(
  5. dan beberapa hal lain..
wew...ternyata setelah ditulis jadi keliatan lebih banyak..hahaha...semoga saya mampu menghadapinya satu-persatu (aamiin). Ya sudah, setelah dari pagi saya cuman buang-buang waktu dengan melakukan kegiatan yang g jelas, sekarang saatnya nyicil tugas dan baca materi buat ujian.


Semangat buat kita semua!!!! \(^^)/

Minggu, 15 Mei 2011

Aktivitas Baru, Teman Baru

Hari minggu yang luar biasa!!!!

Pagi ini beda dengan minggu-minggu pagi yang sebelumnya, yang biasanya saya isi dengan masih molor di tempat tidur. Saya berusaha bangun pagi dan bersiap-siap untuk pergi ke RSCM untuk berkunjung menjenguk anak-anak yang menderita kanker. Sebenarnya saya sudah memiliki keinginan untuk melakukan ini sejak sekitar 1,5 tahun yang lalu, namun karena kalah dengan rasa malas, baru kali ini saya bisa melakukannya.

Pertama-tama saya ingin sekali ikut menjadi relawan di sebuah yayasan yang beraktivitas di RS Kanker Dharmais, namun setelah kemaren dihubungi, ternyata mereka ada masa pendaftaran bagi para relawan, dan kebetulan sudah lewat sehingga harus nunggu 6 bulan lagi untuk mendaftar.
Akhirnya saya memutuskan untuk ke RSCM saja, setelah dengar informasi dari teman sekampus yang telah terlebih dulu bergabung dengan relawan sebuah yayasan yang beraktivitas di RSCM. Walaupun hari ini saya belum bisa gabung jadi relawan karena mereka tidak beraktivitas hari ini, namun saya masih bisa masuk dan menjenguk beberapa anak yang sedang dirawat disana.

Pagi ini aktivitas di rumah sakit ini masih belum begitu rame, kami  langsung menuju ke bagian anak dan melihat dalam sebuah ruangan terisi beberapa ranjang yang semuanya hampir penuh dengan anak-anak kecil, yang sewajarnya mereka ada di luar ruangan, berlari-lari dengan teman-teman sebayanya. Mereka terbujur lemas, mungkin ada beberapa yang sudah terlihat segar. Kami langsung menuju ke sebuah ruangan yang sengaja dipisahkan dari ranjang yang lain. ruangan kecil yang berisi 6 ranjang, 4 diantaranya terisi.

Pintu Utama RSCM
Di paling sudut, ada pasien yang bernama Risma. Seorang remaja 16 tahun (dia baru kemaren ulang tahun) yang terbujur lemas, badannya sangat-sangat kurus, namun kaki sebelah kanannya membengkak, kalau tidak salah karena kanker tulang. Dia sangat senang ketika teman saya memberikan hadiah ulang tahun sebuah boneka kucing, terlihat sekali dia sangat menyukainya. Dia ditunggui oleh ibunya.

Di samping ranjang Risma, ada seorang anak yang bernama Mirza. Orangnya malu-malu untuk ngomong. Sedang teman saya mengajak ngobrol Risma, saya kebanyakan ngobrol dengan nenek yang menunggui Mirza ini. Mirza baru kelas 5 SD, dia tinggal di Sunter. Menurut cerita neneknya, dia ditinggal oleh ibunya nikah lagi dengan orang lain, sehingga sekarang dijaga oleh neneknya. Saya tidak berani tanya yang aneh-aneh, padahal otak ingin tau ini pengen banget mengorek lebih dalam tentang keluarga Mirza, jangankan tentang keluarganya, tentang penyakitnya pun saya tidak berani bertanya, hanya dapat menyimpulkan dari cerita neneknya. Dari yang saya dengar, Mirza ini sudah seminggu di rawat di rumah sakit ini, seperti penderita kanker lainnya, penyakit yang diderita sering kambuh. Neneknya bercerita bahwa untuk sebulan Mirza bisa 2-3 kali transfusi darah. Satu yang bikin saya salah tingkah adalah saat beliau mengeluhkan tentang biaya yang harus dikeluarkan... Saya tidak tau harus ngomong apa...Satu hal yang bikin saya semakin tercengang adalah sang nenek ternyata pernah terserang stroke, sehingga dia kesulitan untuk berbicara dengan jelas....semoga Allah mengangkat derajat mereka....


Setelah beberapa lama akhirnya kita pamitan. Pas pamitan saya kenalan lagi dengan seorang anak kecil yang dari tadi keliatan seger banget, Namanya Marino. Rambutnya tipis mengarah ke botak, mungkin gara-gara efek obat. Saya melihat semangat dalam dirinya, walaupun saya tau rasa sakit yang dideritanya sangat berat.


Mungkin itu yang bisa saya ceritakan sekarang...sumpah bingung gimana cara mengungkapkannya.
Tapi yang jelas, saya merasa melihat diri saya, ibu saya, dan keluarga saya di dalam orang-orang tersebut. Saya ingat bagaimana dulu banyak mendapat bantuan dari orang-orang disekitar untuk penyembuhan ibu. Jadi kedepannya saya ingin sekali membantu mereka lebih dari sekedar hanya menjenguk dan menemani bercerita, saya ingin sekali membantu mereka dari segi material. Semoga saya diberi rezeki untuk melakukannya.


Semoga Alah selalu memberikan kesabaran terhadap anak-anak itu dan keluarganya, mempermudah segala cara pengobatannya, dan memberikan keikhlasan kepada mereka...

Minggu, 01 Mei 2011

Malas + Kesepian = 3 Hari terbuang

Sudah tiga hari saya tidak keluar rumah sama sekali, dari hari jumat sampai minggu ini.
bahkan sebagian besar waktu hanya saya habiskan di kamar....

Onlen g jelas, buka facebook...nggak ada aktivitas dari temen-temen dekat yang bisa dikomentari, yang ada hanya foto-foto iklan barang dimana temen saya ditag, selebihnya dipenuhi keisengan temen pake aplikasi aneh-aneh di fb.ngantuk

Di twitter juga sama saja, temen-temen yang biasanya diajak berinteraksi jarang muncul, mungkin mereka punya kesibukan lain....dari jumat kemaren isinya cuman orang-orang itu doang yang saling ngobrol layaknya mereka lagi chatting...saya hanya memperhatikan, sesekali update hal-hal nggak jelas yang seketika lewat di pikiran saya.around

Sesekali buka kompas dan vivanews, yang dibaca cuman bagian headline yang updatenya juga lama, berita tidak lepas dari "Royal Wedding", May Day, berita aliran sesat yang isinya orang-orang gendheng itu...marah

Tapi setidaknya ada dua hal yang bener-bener bisa bantu saya mempercepat waktu, YouTube dan Calvin and Hobbes.......
dengan YouTube saya bisa nonton videoclip2 yang dari dulu saya penasaran pengen nonton, serta jadi tau tentang lagu-lagu lain yang asik dan tentunya..langsung download!!
Calvin and Hobbes...comicstrip yang satu ini bener-bener membantu mempercepat waktu, tingkah laku si Calvin sama Hobbes bener-bener bisa bikin ngakak minimal tersenyum, walau kadang saya harus mikir untuk memahami makna jokesnya....*maklum kemampuan bahasa inggris saya pas-pasan*sengihnampakgigi
*terima kasih kepada yang memperkenalkan saya dengan komik ini*

Tentu nggak sepanjang 3 hari ini saya habiskan dengan onlen, tapi emang sebagian besar nggak lepas dari layar laptop....kadang saya nyempetin waktu buat baca novel pinjeman dan.....errrr....ternyata hanya itu yang saya lakuin diluar onlen...hahahahaha.....

Sebenernya banyak hal yang sudah saya rencanakan, pengen nyuci baju yang udah menggunung, hari minggu ke kampus ikutan maen Counter Strike, atau keluar jalan entah kenapa. Untuk nyuci, sampai saat ini masih belum tersentuh karena selama tiga hari ini juga saya tidur sehabis subuh dan akhirnya bangun udah terlalu siang. Ke kampus maen CS juga gagal karena kelompok kami gagal nemu pengganti temen yang g bisa ikutan maen. Dan mau keluar rumah, tapi duit di dompet cuman tingal 15ribu!!!nangih

Mencoba ngobrol sama orang lain tapi apa daya tidak semulus apa yang ada dipikiran. Alat komunikasi yang canggih pun tidak mampu memuluskan jalannya... *apadeh??*

Yak itu lah kegiatan saya di tiga hari yang telah saya sia-siakan ini, tidur, onlen, makan....benar-benar produktif!!

Namun disela tiga hari nggak jelas itu, ada sebuah benda yang lumayan bisa memberi warna baru *hahahaha*, sebuah Samsung B2100 dengan aplikasi pemutar musik dan headsetnya!! barang ini baru dikirim dari Klaten dan sampe hari sabtu kemaren. Sampai ditangan langsung saya isi dengan lagu-lagu dari laptop..........akhirnya saya bisa dengerin lagu dimana saja (lagi)!!!!
siul

Hahaha...dan tulisan kali ini pun muncul karena saya bingung mau ngapain lagi...sebenernya banyak yang harus dilakuin, tapi saya males untuk melakukan hal-hal itu..


Sebenernya hari minggu masih ada beberapa jam lagi, tapi saya pikir sisa hari ini juga bakal tidak berbeda jauh dengan dua hari sebelumnya.....onlen, makan, tidur, dengerin lagu....dan menunggu...

1 Mei 2011 *baru sadar udah ganti bulan*
Ruang Kemalasan, dengan lagu-lagu mellow penambah kacau...hahahaha....

Jumat, 22 April 2011

Sebuah Lagu



Suatu saat saya berharap bisa maen piano....meskipun hanya bisa lagu ini....
Suatu saat, semoga...

Sabtu, 16 April 2011

Tidak Tau

Pernah g nonton film My Sister's Keeper? Film yang bercerita tentang seorang anak kecil (Anna) yang dengan "sengaja" dilahirkan di dunia dengan tujuan untuk menyediakan "spare part" organ tubuh bagi saudaranya (Kate) yang terkena kanker darah...

ini posternya:

Di postingan kali ini saya tidak akan bercerita tentang film itu. Udah banyak yang review film itu, atau kalo mau liat reviewnya salah satunya ada di imdb dan kalo g salah ada juga novelnya. Di postingan ni saya ingin bercerita tentang beberapa hal yang mengingatkan saya tentang sesuatu setelah nonton film ini.

Dari film ini, saya teringat tentang bagaimana keluarga saya dahulu, ketika ibu menderita Kanker Serviks (semoga beliau tenang disana...aamiin). Penyakit ini adalah penyakit yang secara perlahan2 dari dalam merusak sel tubuh manusia (butuh waktu yang lama) dan masa penyembuhannya pun juga membutuhkan waktu yang lama. Dengan waktu yang lama ini, tentunya penderita akan merasakan perasaan sakit baik fisik maupun psikis karena berbagai tekanan emosi yang ada dalam diri mereka. Kadang kala karena sudah sangat lama, penderita sudah tidak tahan dengan sakit yang mereka rasakan, sehingga timbul pikiran-pikiran negatif...mereka kadang berpikir bahwa lebih baik hidup mereka berhenti daripada menanggung rasa sakit yang lebih lama lagi.

Tapi tidak hanya seperti itu. Penyakit ini bukan hanya berefek pada penderitanya, tapi juga kepada keluarga si penderita. Kembali ke film tadi, di film tadi diceritakan bagaimana kondisi keluarga tersebut. Dalam film tersebut, semua anggota keluarga sangat perhatian dengan Kate, tapi karena sangat perhatian tersebut, setiap anggota keluarga jadi memiliki perasaan tidak enak untuk membicarakan segala hal yang berkaitan dengan penyakit itu, baik ke penderita maupun ke anggota keluarga lainnya.

Sang ibu yang diperankan oleh Cameroon Diaz, sangat concern sekali dengan anaknya yang menderita kanker tersebut, sampai seolah-olah dia lupa dengan dua anak lainnya dan suaminya yang tentunya juga butuh perhatian. Begitu pula kedua anak yang lain, seperti seorang anak kebanyakan, pastilah mereka punya suatu keinginan, namun dikarenakan kondisi mereka yang seperti itu, kedua anak ini sering kali menyembunyikan perasaan atau keinginannya.

Ya...begitulah kira-kira kondisi keluarga yang dihadapkan dengan penyakit semacam ini (yang butuh waktu lama dan tidak sedikit untuk penyembuhan). Kadang ada sebuah komunikasi yang tidak sehat antar anggota keluarga. Banyak keluh kesah yang tidak tersampaikan, banyak perasaan dan keinginan yang akhirnya hanya dipendam sendirian. Dan kadang kala, saat mereka tidak lagi mampu menahan perasaan tersebut, sering terjadi sebuah luapan emosi yang tentunya tidak diperkirakan. Sering terjadi sebuah adu argumentasi ketika salah satu anggota keluarga mengeluarkan uneg-unegnya mereka, saling mengungkapkan bagaimana pengorbanan mereka.

Mungkin saya bukan seorang psikolog, tapi sebagai salah satu yang pernah mengalami kondisi seperti itu, saya bisa menyimpulkan bahwa untuk keluarga penderita penyakit semacam ini, komunikasi yang baik adalah sesuatu yang sangat penting dijaga, karena selain untuk menjaga perasaan antar anggota keluarga, hal ini juga agar penderita bisa fokus kepada penyembuhan penyakitnya. Bayangkan saja apabila penderita mendengar cek-cok keluarganya, pasti dia akan berpikir macam-macam, berpikir bahwa dia menjadi beban bagi keluarganya. Selain itu juga, satu hal yang sangat dibutuhkan oleh penderita penyakit semacam ini adalah motivasi-motivasi dari orang-orang terdekatnya, dukungan yang kuat bahwa dia masih sangat diharapkan untuk bisa sembuh, bahwa masih banyak orang yang membutuhkan dia untuk tetap bertahan hidup (maafkan saya, Bu
sedih). Perlu juga diketahui bahwa, apabila antar keluarga bisa menjaga komunikasi mereka, kondisi ini malah bisa membuat sebuah keluarga yang sebelumnya pecah menjadi semakin erat.

Sepertinya itu dulu yang bisa saya share*g kuat*...
Sebenarnya saya menulis ini karena saya ingat dengan teman saya yang ibunya juga penderita kanker. Dari tingkah lakunya, mungkin orang-orang berpikir bahwa tidak ada apa-apa degan dirinya, tapi saya bisa melihat jelas bahwa dia berusaha memendam perasaannya. Dia seperti menghindar untuk pulang ke rumah, sengaja berada di kampus lama-lama. Saya tau bahwa dia sebenarnya tidak tahan untuk melihat bagaimana ibunya menahan rasa sakit (mungkin). Saya dulu sering sekali berusaha untuk sesedikit mungkin dekat dengan pikiran itu, dan salah satu caranya adalah dengan sesedikit mungkin berada di rumah atau rumah sakit.....
sedih

Sebenarnya saya ingin langsung ngobrol dengan teman saya, tapi apa daya saya tidak punya nyali untuk ngobrol....semoga dia, entah bagaimana caranya, tau tentang hal ini...
Sebenarnya saya ingin share bahwa cara yang dia atau saya pernah lakukan itu salah...dan itu bakal menjadi satu penyesalan yang sangat besar ketika kita benar-benar sudah tidak mampu untuk dekat lagi dengannya. Dan juga, sebenarnya, seperti yang sudah saya sebutkan diatas, salah satu yang dibutuhkan oleh penderita ad
alah suntikan semangat dari orang-orang terdekat, khususnya dari anak-anaknya, jadi luangkanlah waktu sebanyak-banyaknya untuk selalu ada disampingnya....

Oh iya, kemaren saya baca salah satu website tentang sebuah yayasan yang peduli tentang penderita kanker, khususnya yang masih anak-anak. Sebenernya pengen ikut jadi volunteer atau di yayasan ini disebut "friends", tapi sepertinya saya masih belum bisa ngatur waktu. Rasanya pengen banget ikut ke RS Dharmais ngehibur anak-anak yang tidak tau apa salah mereka hingga mereka bisa terkena penyakit tersebut, bantu keluarga penderita barang sejam-dua jam untuk bisa bebas dari beb
an pikiran mereka........semoga saya bisa dengan segera bergabung...

Kalau yang ingin bergabung dengan yayasan itu, coba masuk di sini. sebenernya masih banyak yayasan yan
g peduli, silahkan "googling".....

Sekian, maaf banget kalo berantakan disana-sini.. semoga berguna...
Oh iya, maaf judulnya g jelas....itu memang disengaja biar g ada yang tiba2 search di google dan tiba2 tersesat di page ini...hehehe...
senyum
Dan mohon doanya semoga ibunda dari teman saya tersebut cepat sembuh...terima kasih...
btw, emoticon saya kenapa jadi aneh2 ya?

Riza
(^^,)

*biar mendramatisir, coba denger Her Diamonds-nya Rob Thomas....hahaha