Rabu, 29 Juni 2011

Sederhana dalam Mengungkapkan Kebahagiaan

"Alhamdulillah!!!! akhirnya gw ketrima di blablabla...gw dapet blablabla....g nyangka gw dapet nilai 98! padahal usaha gw cuman segini...."

Adakah yang salah dengan pernyataan di atas? ungkapan rasa syukur terhadap pencapaian kita memang bukanlah sesuatu yang salah atau dilarang. Tapi apa rasanya jika kalian berada dalam posisi menjadi orang yang sedang dalam pengharapan untuk mendapatkan apa yang dicapai oleh orang lain tersebut ketika mendengarkan orang itu mengucapkan pernyataan-pernyataan diatas dihadapan kalian? 

Saya yakin pasti ada rasa kecewa, iri sampai-sampai ingin marah kepada mereka ketika kita telah melakukan usaha lebih banyak dari pada seseorang namun malah orang tersebut yang berhasil mencapai apa yang kita harapkan.

Saya akhir-akhir ini juga merasakan dan melihat beberapa atau bahkan mungkin bisa dibilang banyak tentang kejadian ini...karena akhir-akhir ini adalah masa-masa pencarian magang, masa-masa nilai ujian keluar hingga pengumuman snmptn anak-anak sma yang akan menjadi calon mahasiswa. Sering saya sendiri merasa kesal dengan teman saya yang koar-koar mendapatkan nilai bagus dengan usaha yang tidak seberapa, berkoar-koar mereka telah diterima magang disana-sini, melihat adik-adik yang lolos snmptn di universitas tertentu...mereka tidak hanya mengungkapkan rasa syukurnya secara berlebihan namun juga diulang-ulang dihadapan orang-orang yang sedang dalam pengharapan besar untuk mendapat apa yang mereka raih.

Perasaan iri, kecewa dan marah pasti ada di dalam hati orang-orang tersebut, terlebih lagi apabila orang yang beruntung itu melebih-lebihkan dengan menyatakan bahwa usaha yang mereka lakukan hanya sedikit atau mereka sebenernya tidak mengharapkan pencapaian tersebut bahkan yang lebih parah lagi ketika tau bahwa mereka tidak menghargai pencapaian tersebut, contoh dalam hal diterima di universitas yang kita inginkan mereka tidak akan mengambilnya.

Apa yang sebenarnya ingin saya sampaikan adalah saat kita mendapatkan sesuatu atau dalam keadaan sesuatu kita sebaiknya menyikapi hal tersebut secara sederhana karena mungkin diuar sana banyak orang yang iri atas apa yang kita hadapi, baik itu dalam keadaan positif atau negatif. Yang saya maksud negatif disini adalah ketika mengalami sesuatu yang negatif, kita juga jangan mengeluh secara berlebihan karena hal itu juga bisa menyakiti hati orang yang jauh lebih tidak beruntung daripada kita.

Apabila kita meraih sesuatu cukuplah bersyukur secara sewajarnya, tidak perlu dilebih-lebihkan, kalau kita tidak sanggup menahan perasaan syukur kita, carilah tempat yang tepat agar apa yang kita lakukan tidak menyakiti hati orang lain...

Sekian dulu tulisan hari ini...semoga bermanfaat... Mari kita berusaha menjadi orang yang sederhana, kawan!

*oh iya, saya tidak dalam keadaan iri, kecewa, atau marah dengan orang lain ketika menuliskan post ini...(biar ngak ada yang salah paham.. :D )

akhir kata, KEEP MOVING FORWARD! *slogan yang telah lama terlupakan*

(kok setelah dibaca ulang isinya aneh ya? hahaha...semoga yang baca paham maksudnya..*males ngebenerin*)

Selasa, 14 Juni 2011

Catatan Pribadi Saya: Menyikapi Pendapat Orang Lain

Beberapa waktu lalu saya membaca rally tulisan tentang mantan presiden Soeharto yang ditulis di vivanews beberapa hari belakangan ini. Namun tulisan ini tidak akan membahas tentang hal itu.

Terlepas dari penilaian orang tentang kesengajaan tulisan itu dibuat untuk membuat opini publik karena isu pemberian gelar pahlawan kepada Pak Harto, saya mendapatkan beberapa pelajaran dari hal ini..

Dari komentar-komentar di bawah tiap tulisan kita bisa baca bahwa tidak sedikit orang yang memiliki pandangan negatif terhadap beliau, namun tidak sedikit pula yang mengelu-elukan beliau. Banyak orang yang merasa negara ini belum pernah sehebat kala dibawah kepemimpinan beliau, namun ada pula yang berpendapat bahwa beliau terlalu banyak membuat orang menderita. Saya? saya yakin kalau semua orang itu sebenarnya memiliki fitrah yang baik, kalau pun orang tersebut berbuat salah, pasti ada alasan dibalik semua itu, dan saya pun apabila berada di posisi beliau belum tentu bisa berbuat apa-apa.

Pelajaran yang saya dapat adalah setiap kita mengambil suatu keputusan atau memutuskan untuk bersikap tentang sesuatu, kita harus siap dengan segala feedback dari orang-orang yang memiliki ikatan dengan keputusan tersebut, bisa jadi kita akan mendapat berbagai sanjungan atas keputusan yang kita buat, namun pasti ada juga respon negatif, celaan atau kritikan, atas keputusan itu. Pasti akan ada suatu pro dan kontra, karena tiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda-beda dalam menyikapi suatu hal.

Kadang saat kita khawatir dengan bagaimana respon orang atau saat kita sudah mendengar bahwa banyak orang yang menentang keputusan kita, kita menjadi takut untuk menjalankan keputusan itu atau kalau sudah berjalan kita jadi ragu untuk menlanjutkannya, walaupun kita tau sebenarnya itu adalah keputusan terbaik yang bisa kita lakukan.

Yang saya dapatkan dari kisah Pak Harto dan beberapa pemimpin-pemimpin lainnya adalah mereka berani mengambil keputusan penting walaupun hal itu akan menurunkan krediblitas mereka dimata orang-orang..yah meskipun mengambil keputusan itu memang sudah menjadi kewajiban dari pemimpin-pemimpin tersebut, namun hal itu sangat susah. Saya sering kali memiliki rencana yang menurut saya akan menghasilkan sesuatu yang bagus, namun saya sering tidak jadi merealisasikannya karena saya tidak memiliki keberanian tersebut.

Oh iya, akhir-akhir ini juga santer terdengar berita tentang Ny. Siami. Seorang ibu yang dikucilkan oleh masyarakat disekitarnya hanya karena dia mengajari nilai kejujuran kepada anaknya. Anaknya yang cerdas dipaksa oleh guru disekolahnya untuk memberikan contekan kepada teman-temannya saat ujian berlangsung. Ny. Siami tidak terima dan melaporkan kecurangan tersebut, namun apesnya dia malah dimusuhi oleh orang-orang di kampungnya dan diusir dari kampung itu karena dianggap mencemari nama baik kampung dan sekolah. Ya...begitulah kondisi yang sering terjadi, pendapat mayoritas sering dianggap yang paling benar. Namun setelah terekspos oleh media, dukungan kepada keluarga Ny. Siami menjadi gencar.

Saya salut kepada ny. Siami karena sangat berani memperjuangkan apa yang menurut dia benar. Hal yang sangat susah untuk dilakukan ketika orang-orang disekitar kita telah terbiasa mengatasnamakan kebersamaan atau nama baik untuk membiarkan perbuatan salah dilakukan.

Semoga saya mampu mengambil dan menerapkan apa yang saya pelajari hari ini, menjadi berani menjadi diri saya sendiri, berani tetap teguh terhadap apa yang saya anggap benar, tidak didikte oleh orang lain. Masa depan kita ada di tangan kita sendiri, orang lain tidak akan peduli akan menjadi apa kita di masa yang akan datang.

Ada beberapa pepatah: "Stand for what is right even if you stand alone" dan "We can't please everybody", pertahankan apa yang Anda anggap benar walaupun mungkin hal itu akan membuat Anda tersakiti dan apa pun yang kita lakukan pasti tidak akan mampu memuaskan semua orang, maka jadilah diri sendiri!

Tulisan ini hanya pendapat pribadi dan dikhususkan untuk saya pribadi. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi diri saya dan yang berkenan membaca....
(^^,)

Senin, 13 Juni 2011

Mari Melihat Ke "Bawah"

 Jam-jam segini emang jam-jam yang sangat pas buat "galau"...hahaha...

Apa yang ada dalam pikiran saya sekarang? hmm....saya hanya ingin banyak-banyak bersyukur dan mengajak orang bersyukur tentang bagaimana beruntungnya diri kita saat ini.

Saya merasa sangat beruntung dengan apa yang saya nikmati hingga saat ini. Walaupun sederhana, tapi saya mampu mendapatkan segala kebutuhan yang paling dasar yang benar-benar saya butuhkan.

Saya memiliki keluarga yang lengkap (setidaknya pernah lengkap), makan, minum, tempat tinggal yang walaupun sederhana namun mampu mencukupi kebutuhan hidup saya, keberuntungan-keberuntungan saya, beasiswa untuk menikmati pendidikan yang lebih tinggi, kesehatan, anggota tubuh yang lengkap dan berfungsi dengan insya Allah sempurna, dan lain sebagainya yang mungkin hampir semua yang saya rasakan dan alami patut untuk disyukuri.

Hal ini tiba-tiba terpikirkan oleh saya karena akhir-akhir ini saya sering "ditampar" ketika menyaksikan banyak orang, khususnya anak-anak kecil yang jauh kurang beruntung jika dibandingkan dengan saya.

Setiap pulang dari kampus, saya sering melihat anak-anak kecil, yang bahkan tingginya tidak melebihi motor saya, mencari uang receh di traffic light. Mereka ngamen, jualan makanan ringan, berlari-lari berlomba dengan teman-temannya diantara mobil-mobil dan motor-motor yang kadang tidak mau berhenti saat lampu merah. Mereka bermain-main dengan bahaya hanya untuk bisa makan seadanya. Kadang apa yang mereka hasilkan harus disetor ke preman atau apalah namanya. Diantara mereka mungkin ada yang hampir tidak pernah ingat ataupun melihat wajah orangtuanya, mereka lahir di jalan, ataupun dibuang oleh orangtuanya.

Bulan kemarin kebetulan di kampus saya diadakan sebuah acara memperingati Kebangkitan Nasional. Dalam event ini ada sebuah acara yang diisi oleh Sanggar Anak Matahari, sebuah sanggar yang berisikan anak-anak jalanan. Di acara ini mereka membawakan sebuah makna Kebangkitan Nasional dari mata mereka. Satu hal yang menggelitik saya adalah saat mereka menyinggung tentang masalah aturan pemerintah yang melarang masyarakat memberikan secara langsung uang kepada para peminta-minta di jalanan. Saya sempat setuju dengan peraturan itu, namun ketika mendengarkan "teriakan" langsung dari anak-anak jalanan ini saya menjadi sedikit ragu. Yaa...memang dalam setiap memahami sesuatu kita harus tidak terfokus pada satu sisi saja. Mungkin memang niatnya baik, tapi semuanya sering terbentur dengan keadaan dan kenyataan yang ada di lapangan.

Selain dari anak jalanan tadi, saya juga "ditampar" oleh beberapa hal lain. Salah satunya dari kegiatan yang baru saya mulai (semoga konsisten menjalaninya), yaitu kunjungan ke RSCM untuk menjenguk anak-anak yang menderita penyakit kanker. Walau saya baru berkunjung kesana satu kali, namun kunjungan itu cukup membuat saya merasa sangat-sangat beruntung dengan apa yang saya nikmati. Disana saya melihat anak-anak kecil terbaring tidak berdaya di ranjang rumah sakit, merasakan sakit yang saya pun tidak  mampu dan berani membayangkannya. Mereka seharusnya masih berlari-lari, bermain dengan teman-temannya, masih menikmati masa kanak-kanak yang menyenangkan diluar sana, bebas dari aturan ini itu, bebas dari pandangan kosong, pemandangan raut muka orang tua yang khawatir dan bingung bagaimana mencari dana untuk membiayai biaya penyembuhan yang diluar jangkauan mereka.


Dari hal-hal itu saya berpikir, diluar saya banyak sekali orang, anak-anak kecil yang jauh kurang beruntung dibanding dengan saya, banyak dari mereka tidak hidup di tempat yang layak, makan dan minum hanya ketika benar-benar butuh dan ada, perhatian serta kasih sayang orang tua dan keluarga yang kurang atau bahkan tidak ada, ingin sekolah namun keadaan tidak memperkenankan, ingin bebas berlari-larian namun mungkin tidak mampu..mungkin karena sakit atau mungkin karena kaki yang dibutuhkan untuk berlari tidak lengkap.

Kita atau saya khususnya jarang sekali untuk bersyukur, selalu mengeluh dengan keadaan saya. Setiap diberi tugas malas untuk mengerjakan, makan harus yang kenyang dan enak, dan kadang tidak dihabiskan, tidak puas dengan barang-barang yang kita miliki, iri dengan gadget-gadget baru teman-teman kita, punya uang lebih langsung kita hambur-hamburkan hanya untuk hal-hal yang tidak ada gunanya sama sekali.

Saya sangat ingin membantu anak-anak yang kurang beruntung itu. Saya sudah mencoba melakukan hal-hal kecil yang semoga akan terus secara konsisten saya lakukan dan tentunya secara nilai menjadi lebih besar. Oh, iya...saya juga senang karena ternyata orangorang di dekat saya juga sedikit-sedikit mulai sadar dengan hal ini, mereka juga dengan caranya masing-masing menunjukan kepedulian mereka.

Saya jadi ingat dengan perkataan-perkataan dosen atau beberapa orang yang pernah saya temui. Banyak terjadi korupsi di negara ini dikarenakan orang-orang terlalu rakus memenuhi keinginan pribadi mereka. Mereka kurang memiliki hati yang "halus", dan menurut saya salah satu cara "memperhalus" hati adalah dengan lebih banyak melihat kebawah, membantu mereka yang kurang beruntung. Orang-orang yang kaya namun masyarakat disekitarnya masih kesulitan untuk mencari makan harusnya malu atas dirinya sendiri, sebegitu rakusnya mereka untuk tidak berbagi dengan orang-orang yang tidak mampu. Materi tidak akan dibawa mati, Bung!

Semoga orang-orang baik dan dermawan di dunia ini diberi panjang umur sehingga mereka mampu membantu orang-orang yang dilanda oleh kesusahan.

Sebaiknya tulisan ini selesai disini dari pada makin ngelantur..hahaha....
(^^,)

Minggu, 12 Juni 2011

H-4 Menuju UAS

Mendekati minggu-minggu terakhir di semester 6. Banyak sekali yang berelayutan di otak saya, saling berebut untuk dipikirkan terlebih dahulu.

Seperti di semester-semester sebelumnya, hari-hari terakhir seperti ini pasti jadi hari-hari yang paling kacau bagai saya....yaa..maklum, saya harus mengejar ketertinggalan materi-materi kuliah yang belum saya paham (dan banyak!)...hehe, dari sini bisa dilihat kalau saya jarang ada baik secara fisik ataupun pikiran saat kuliah berlangsung. Selain siap-siap buat UAS, saya masih harus mengerjakan tugas-tugas paper dari hampir semua mata kuliah (dem!).

Selain "hectic"nya urusan perkuliahan itu, ada beberapa hal yang sukses bikin saya tidur larut malam (seringnya sih pagi buta)....beberapa diantaranya:
  1. Yang paling bikin pusing, cari tempat magang! udah masukin beberapa surat permohonan magang, tapi belum ada yang nyangkut. Semoga saya segera cepat dapat kepastian, karena kalau g saya terancam g bisa pulang kampung karena masa libur besok bakal masih nyari-nyari tempat magang...T.T
  2. Beberapa hari yang lalu, si kakak masuk RS gara-gara vertigonya kambuh. (semoga cepat sembuh! dan g kambuh-kambuh lagi...[^^,] )
  3. Duit di kantong semakin menipis, jadi kalau siang dibela-belain g makan, atau kalo ada yang lagi makan pura-pura nyicip...hahaha..
  4. Kemarin dapat kabar kalo kondisi Risma, anak yang menderita kanker yang dirawat di RSCM yang pernah saya ceritakan di post sebelumnya, semakin memburuk. Dokter sudah menyatakan menyerah. Semoga Allah menunjukkan keajaiban padanya. Kalau memang masih diperkenankan sembuh, semoga dipercepat kesembuhannya, namun kalau sudah diperkenankan, semoga tidak terlalu menyakitkan buat dia....dan keluarganya....:'(
  5. dan beberapa hal lain..
wew...ternyata setelah ditulis jadi keliatan lebih banyak..hahaha...semoga saya mampu menghadapinya satu-persatu (aamiin). Ya sudah, setelah dari pagi saya cuman buang-buang waktu dengan melakukan kegiatan yang g jelas, sekarang saatnya nyicil tugas dan baca materi buat ujian.


Semangat buat kita semua!!!! \(^^)/