Jumat, 07 Oktober 2011

Yang Ngeganjel Dikeluarin

Akhir-akhir ini entah kenapa sering dilihatkan tentang orang sedang memarahi anaknya karena jatuh dari motor, ngerusak barang, ngilangin barang, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kesalahan anaknya.

Saya jadi ingat tentang orang tua saya yang seingat saya jarang sekali atau bahkan bisa saya bilang tidak pernah memarahi saya apabila saya membuat kesalahan-kesalahan seperti itu. Saya pernah kecelakaan, nabrak orang yang sedang nyebrang karena naik motor agak kenceng, dan kebetulan pas nggak pake kacamata jadi saya benar-benar g liat ada orang nyebrang (baru sadar pas udah jatuh). Motor rusak, hampir digebukin orang, sampe rumah dianter tentara (nabrak dideket kompleks tentara), badan nggak karuan lecet disana-sini; tapi sampai rumah, orang tua, khususnya bapak, yang responnya paling saya takuti, justru malah sangat tenang seolah-olah menganggap bukan saya yang salah, bahwa memang itu resiko orang berkendara. Pernah saya kehilangan beberapa barang atau ngerusak barang yang penting tapi beliau bilang: "ya mau gimana lagi? emang udah saatnya ilang/rusak!", mengajarkan kepada saya bahwa tidak ada gunanya marah-marah karena marah tidak akan menyelesaikan masalah, dalam hal ini nggak mungkin bapak marah ke saya trus tiba-tiba barang yang rusak/ilang bisa bener lagi/muncul..hahaha...Dan beberapa kesalahan-kesalahan saya yang lolos dari amarah beliau..

Boleh jadi kata orang dengan membiarkan anak berbuat salah, khususnya kesalahan besar seperti itu bisa membuat anak menjadi manja, menjadikan anak tidak jera untuk tidak berhati-hati sehingga mengulangi kesalahan yang sama. Kalo dilihat-lihat, pernyataan ini sangat benar, emang orang kalo udah dibiasakan enak, akan menjadi ketagihan.

Aih, saya jadi lupa tujuan sebenernya kenapa bikin post ini...hahaha.... *brb ngopi*
.
.
.
.
..
.....

Ah beneran lupa!
Ya udah, biar nggak berhenti ditengah jalan, saya cuman ingin bilang bahwa cara bapak saya yang memperlakukan saya seperti itu, bukan malah membuat saya manja, namun malah menjadikan saya tidak enak untuk melakukan kesalahan lagi. Saya tidak enak kalau membuat orang tua saya kepikiran, saya tidak ingin menjadikan orang tua sebagai tameng atas apa yang saya perbuat; walaupun saya tahu sebagai orang tua tentunya mereka tidak ingin melihat anaknya kesusahan..tapi santai..saya pintar berakting dalam hal ini. Oh iya.....dilain itu dengan hal ini juga membuat saya toleransi dengan berbagai hal yang saya miliki.

Entah kenapa saya merasa bersyukur dengan apa yang mereka ajarkan kepada saya, walau saya juga masih belum mengerti mana yang benar mana yang salah....antara menjadi orang yang berhai-hati, posesif terhadap apa yang dimiliki sehingga meminimalisir kerugian orang tersebut, atau sebaliknya, yang tentunya makin banyak kerugian "materi" yang muncul, tapi insya Allah tidak untuk hal-hal "non-materi", seperti? silahkan dipikir :p... (semoga yang baca ngerti maksudnya, karena saya juga nggak ngerti kenapa bahas sampai sini).

Hahaha...sepertinya perlu dicukupkan sampai disini karena saya lapar sebelum makin kemana-mana...

Keep Moving Forward!! (^^,)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar